PERMASALAHAN JAMA'AH HAJI PEREMPUAN

PERMASALAHAN JAMA'AH HAJI PEREMPUAN

Oleh: Suteja

No

LOKASI/WAKTU

MASALAH

ANTISIPASI/SOLUSI

1

Arab Saudi

· Perbedaan perspektif tentang aurat & budaya berpakaian & berhias & bepergian,

· Mens yang tiba-tibamenjadi tidak teratur & terus menerus,

· Kelemahan bahasa

· Jamaah haji perempuan yang tua,

· Pelayanan kesehatan hanya saat sakit saja,

· Keamanan saat di Maktab, seperti saat dia harus sendiri, saat mens atau menjemur.

· Pencerahan tentang perbedaan perspektif tersebut denganm tidak menakut-nakuti,

· Pembimbing yang faham masalah fiqiyah & terbuka bagi perempuan

· Pembimbing yang berbahasa aktif

· Diberi fasilitas khusus, seperti Maktab yang dekat atau dibuat rombongan khusus manula

· Jamaah diberi multivitamin atau penjaga stamina

· Jaminan keamanan, karena Maktab itu ibarat rumah. Dimana jamaah semestinya merasa nyaman seperti di Indonesia.

2

Tempat Pemondokan rata-rata jauh

Banyak jamaah yang tidak mengikuti kegiatan ibadah, kurang maksimal karena minimnya pemerintah arab dalam menyeediakan bis

· Pemondokan jangan terlalu jauh

· Perbanyak bis pengangkut jamaah ke masjidil harom.

3

Layanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan kurang maksimal, karena ada banyak petugas kesehatan yang belum haji sehingga dia tidak mengurus jamaah, melainkan cenderung melakukan ibadah haji sendiri.

Jangan mengunakan jasa petugas kesehatan yang belum haji, supaya konsen dalam pelayanannya.

4

Petugas haji dari Depag/KBIH yang nelum haji

Karena petugas Depag atau KBIH yang belum haji akan otomatis tidak bisa membimbing, karena tidak ada pengalaman.

Petugas Depag/KBIH harus sudah haji.

5

Masjid Nabawi

Untuk berziarah ke maqom Rosul, perlu pembimbing perempuan

Perlu ada pembimbing perempuan yang berkualitas

6

Makkah

Berpakaian Umrah terlalu lama

Perlu di adakan bimbingan yang terus menerus

7

Pemberangkatan menuju Jakarta sampai ke Jeddah

Banyak sekali wanita yang kurang memahami tentang Toharoh/bersuci

Diberi pengertian tentang Toharoh sampai langsung dengan praktek cara bersuci.

8

Di Embarkasih sampai ke Madinah

Sholat dengan memakai mukenah potongan sehingga pada saat Takbir, auratnya kelihatan.

Diberi pengertian tentang aurat wanita, langsung dengan praktek solat yang benar.

9

Madinah (Masjid Nabawi)

Kurang memahami tata cara ziarah ke Roudoh

Kita arahkan dan langsung bimbing

10

Masjid Nabawi

Ada sebagian wanita yang tidak mau ke Roudoh, dengan alasan solat arbain lebih penting

Diberi pengertian, ibaratnya kita sedang silaturrohmi, harus izin/permisi, apalagi kita mauberkunjung di tempat Kanjeng Nabi.

11

Di Arofah

Berdosakah apabila melihat wanita yang tidak bersuci dengan benar

Sudah diberi pengertian, tetapi malah marah, bagaimana solusinya ? kami tidak punya soslusinya.

12

Manasik

Pembagian buku manasik sebagai panduan manasik dibagikan setelah selesai acara manasik

Sebelum manasik resmi dilaksanakan, hendaknya buku manasik dibagikan

13

Cek Kesehatan

Lamanga ngantri cek kesehatan, walaupun seknya hanya tes kehamilan

Untuk tes kehamilan?PUS, disediakan tempat khusus, jangan dicampur.

14

Ihram

Saat memakai pakaian ihram, banyak ibu-ibu yang tidak menyadari bahwa membuka aurat termasuk melanggar larangan ihram. Di jalan, di bis, di masjid, kamar mandi, di arafah. Membuka aurat seenaknya.

Lebih ditekankan manasik tentang tata cara berpakaian ihram dan larangan-larangan ihram

15

Di tanah suci

Perbedaan budaya Arab dan Indonesia. Kaum ibu terlalu ramah kepada kaum laki-laki Arab. Ibu-ibu juga suka sendirian jalan-jalan.

Harus diberi pengarahan tentang budaya Arab

16

Hajar Aswad

Ibu-ibu berebut mencium hajar aswad dalam keadaan ramai

Diberi pemahaman yang benar

17

Tanah Suci (Mekkah-Madinah)

Banyak ibu-ibu usia lanut yang tersesat jalan karena terpisah dari kaum pria.

Banyak sekali ibu-ibu yang tidak mengetahui dan memahami lokasi rawdhah dan maqbarah Nabi SAW.

Banyak ibu-ibu yang tidak bisa membaca doa-doa manasik haji

Dibutuhkan guide atau pembimbing dalam perjalanan selama di Tanah Suci dan pembimbing pelaksanaan ibadah haji

18

Tanah Suci (Mekkah-Madinah)

Banyak ibu-ibu yang belum menutup leher dan sedikit dadanya.

Banyak ibu-ibu yang melepaskan kerudung, kaos tangan dan kaos kaki, serta rambut terbuka ketika di Madinah, ‘Arofah dan Mina

Banyak ibu-ibu pergi ke Masjid dengan memamaki lisptik dengan alasan kesehatan.

Banyak ibu-ibu yang mencegah datangnya haid dengan meminum obat dari dokter sementara haid tetap berjalan.

Dibutuhkan pendamping dan pembimbing pelaksanaan ibadah haji selama berada di tanah sudi (Makkah-Madinah)

19

Prasmanan (Makan)

Pengambalian makanan dengan cara prasmanan sering melelahkan dan memancing emosi (marah).

Dibutuhkan usaha-usaha perbaikan

20

Thowaf

Banyak ibu-ibu memaksakan diri melakukan thowaf berkali-kali tetapi tidak bisa mencium hajar aswad.

Orang-orangtua terpisah dari rombongan ketika melaksanakan thowaf

Dibutuhkan pendamping dan pembimbing khusus pelaksanaan ibadah thowaf dan mencium hajar aswad.

21

Pembimbing Haji

Ada pembimbing yang hanya dekat dengan keluarganya saja

Penyadaran diri selain teguran yang dilakukan secara baik

22

Selera belanja

Selera belanja kaum wanita lebih tinggi dari kaum pria

Pengendalian diri

23

Pembimbing Perempuan

Masih sangat kurang jumlah tenaga pembimbinghajikhusus perempuan (oleh perempuan)

Pemberdayaan kaum peremppuan (hajjah) yang memiliki dedikasi tinggi dan sehat fisik-jasmani sebagai pembimbing khusus perempuan

0 Response to "PERMASALAHAN JAMA'AH HAJI PEREMPUAN"

Posting Komentar